Rabu, 27 Maret 2013

Faksi-faksi Palestina Sepakat Kirim Delegasi ke Kairo




'


Gaza – PIP: Faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza sepakat mengirim delegasi untuk bertemu pimpinan partai-partai Mesir, untuk menegaskan kedalaman hubungan dua bangsa dan berdiri pada jarak yang sama dengan semua kekuatan Mesir. Kesepakatan tersebut dicapai dalam penutupan pertemuan faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza yang dihadiri gerakan Hamas dan Fatah.
Jurubicara Gerakan Perlawanan Islam Hamas Dr. Sami Abu Zuhri mengatakan, “Pertemuan berlangsung selama dua jam fokus mendiskusikan isu media terakhir yang merusak citra rakyat Palestina yang dilakukan beberapa media di Mesir.”
Abu Zuhri menambahkan bahwa semua menegaskan kedalaman hubungan historis antara dua bangsa Palestina dan Mesir dan pentingnya menjaga hal itu serta apresiasi rakyat Palestina pada pimpinan Mesir dan militer Mesir.
Dia menyatakan bahwa faksi-faksi Palestina menegaskan, rakyat Palestina dan kekuatan-kekuatannya sepakat untuk mengambil jarak yang sama dengan kekuatan-kekuatan politik Mesir. Mereka menegaskan bahwa siapapun tidak berkepentingan campur tangan dalam urusan internal Mesir dalam kondisi apapun.
Abu Zuhri mengatakan, “Faksi-faksi Palestina menyerukan media Mesir untuk akurat dalam memberitakan masalah Palestina dan masalah Jalur Gaza secara khusus, menjauhi cara-cara provokatif dengan mengobarkan opini publik Mesir kontra Jalur Gaza dan faksi-faksi nasionalnya.”
Dia menambahkan, sudah disampaikan undangan kepada pimpinan Mesir untuk mengunjungi Jalur Gaza dan melihat penderitaan warganya. Di samping mengirim delegasi faksi-faksi Palestina ke Kairo untuk bertemu dengan pimpinan partai-partai Mesir untuk membahas mekanisme penghentian kampanye penyebaran isu dan menegaskan bahwa semua kekuatan Palestina mengambil jarak yang sama dengan semua kekuatan di Mesir. (asw)

Kisah & Sejarah Israel & Palestina

Kisah & Sejarah Israel & Palestina

Kisah & Sejarah Israel & PalestinaIsrael yang dalam bahasa Ibrani  מדינת ישראל Medinat Yisra‘el, dan dalam bahasa Arab دولة إسرائيل Dawlat Isrā’īl merupakan sebuah negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Israel juga dikelilingi dua daerah Otoritas Nasional Palestina, Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia dengan penduduk sekitar 7,28 juta jiwa.Selain Yahudi, terdapat juga beberapa kelompok etnis minoritas seperti etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel. Di Israel juga terdapat beberapa agama lain seperti Muslim, Kristen, Druze, Samaria, dan lain-lain.

Awal Sejarah Israel

Kisah & Sejarah Israel & PalestinaMenurut kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah air Yahudi. Sekitar abad ke-11 SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan disekitar Tanah Israel.
Antara periode Kerajaan-kerajaan Israel dan penaklukan Muslim abad ke-7, Tanah Israel jatuh di bawah pemerintahan Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium.
Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi.
Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, mengakibatkan populasi Yahudi menurun lebih jauh lagi.
Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah, Abbasiyah, dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah Kesulatanan Mameluk pada tahun 1260.
Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad ke-20.

Zionisme dan Mandat Britania

Pengusiran besar-besaran Yahudi atau yang biasa disebut Diaspora Yahudi, menyebabkan tersebarnya Yahudi ke berbagai negara. Pada permulaan abad ke-12, penindasan Yahudi oleh Katolik mendorong perpindahan orang-orang Yahudi Eropa kembali ke Tanah Suci. Dan perpindahan itu meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492.
Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed.
Pada pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci.
Imigrasi dalam skala besar, atau dikenal sebagai Aliyah Pertama (עלייה), di mulai pada tahun 1881, yaitu pada saat orang-orang Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur.
Pada tahun 1896, Theodor Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), dan memaparkan visinya tentang negara masa depan Yahudi, Tahun berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis Dunia pertama.
Aliyah Kedua (1904–1914) dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar 40.000 orang Yahudi kemudian berpindah ke Palestina.
Selama Perang Dunia I, Menteri Luar Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina.
Atas permintaan Edwin Samuel Montagu dan Lord Curzon, disisipkan pula pernyataan “it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country“.
Legiun Yahudi, batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis, kemudian membantu Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap rencana ini berujung pada Kerusuhan Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah (Bahasa Ibrani : Pertahanan).
Pada tahun 1922, Liga Bangsa-Bangsa mempercayakan mandat atas Palestina kepada Britania Raya. Populasi wilayah ini pada saat itu secara dominan merupakan Arab muslim, sedangkan pada wilayah perkotaan seperti Yerusalem, secara dominan merupakan Yahudi.
Aliyah Ketiga (1919–1923) dan Aliyah Keempat (1924–1929), secara keseluruhan membawa 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Setelah terjadinya kerusuhan Jaffa, Britania membatasi imigrasi Yahudi, dan wilayah yang ditujukan sebagai negara Yahudi dialokasikan di Transyordania.
Gerakan Nazi pada tahun 1930 menyebabkan Aliyah kelima (1929-1939) dengan masukknya seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Gelombang masuknya Yahudi secara besar-besaran ini menimbulkan Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939, memaksa Britania membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939.
Sebagai reaksi atas penolakan negara-negara di dunia yang menolak menerima pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust, dibentuklah gerakan bawah tanah yang dikenal sebagai Aliyah Bet yang bertujuan untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina.
Pada akhir Perang Dunia II, jumlah populasi orang Yahudi telah mencapai 33% populasi Palestina, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922.

Kemerdekaan Israel

Kisah & Sejarah Israel & PalestinaSetelah 1945, Britania Raya menjadi terlibat dalam konflik kekerasan dengan Yahudi. Pada tahun 1947, pemerintah Britania menarik diri dari Mandat Palestina, menyatakan bahwa Britania tidak dapat mencapai solusi yang diterima baik oleh orang Arab maupun Yahudi.
Badan PBB yang baru saja dibentuk kemudian menyetujui Rencana Pembagian PBB (Resolusi Majelis Umum PBB 18) pada 29 November 1947. Rencana pembagian ini membagi Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. Yerusalem ditujukan sebagai kota Internasional – corpus separatum – yang diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut.
Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi.
Perang saudara dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri.
Pada 14 Mei 1948, sehari sebelum akhir Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai “Israel“. Sehari kemudian, gabungan lima negara Arab – Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang Arab-Israel 1948. Maroko, Sudan, Yemen dan Arab Saudi juga membantu mengirimkan pasukan.
Setelah satu tahun pertempuran, genjatan senjata dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania kemudian menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol Jalur Gaza. Israel kemudian diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 11 Mei 1949. Selama konflik ini, sekitar 711.000 orang Arab Palestina (80% populasi Arab) mengungsi keluar Palestina.
Pada masa-masa awal kemerdekannya, gerakan Zionisme buruh yang dipimpin oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion mendominasi politik Israel. Tahun-tahun ini ditandai dengan imigrasi massal para korban yang selamat dari Holocaust dan orang-orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab.
Populasi Israel meningkat dari 800.000 menjadi 2.000.000 dalam jangka waktu sepuluh tahun antara 1948 sampai dengan 1958. Kebanyakan pengungsi tersebut ditempatkan di perkemahan-perkemahan yang dikenal sebagai ma’abarot. Sampai tahun 1952, 200.000 imigran bertempat tingal di kota kemah ini.
Selama tahun 1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan berasal dari Jalur Gaza yang diduduki oleh Mesir.
Pada tahun 1956, Israel bergabung ke dalam sebuah aliansi rahasiaBritania Raya bersama dengan dan Perancis, yang betujuan untuk merebut kembali Terusan Suez yang sebelumnya telah dinasionalisasi oleh Mesir. Walaupun berhasil merebut Semenanjung Sinai, Israel dipaksa untuk mundur atas tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai ganti atas jaminan hak pelayaran Israel di Laut Merah dan Terusan Suez.
Kisah & Sejarah Israel & PalestinaPada tahun 1967, Mesir, Suriah, dan Yordania menutup perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari wilayah tersebut serta memblokade akses Israel terhadap Laut Merah.
Israel kemudian melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Hal ini kemudian berujung pada Perang Enam Hari yang kemudian dimenangkan oleh Israel. Pada perang ini, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan.
Garis Hijau menjadi penanda batas antara wilayah administrasi Israel dengan Wilayah pendudukan Israel. Batas wilayah Yerusalem juga diperluas dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur. Sebuah undang-undang yang mengesahkan pemasukan wilayah ini kemudian ditetapkan. Hal ini kemudian berujung pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 478 yang menyatakan bahwa penetapan ini tidak sah dan melanggar hukum internasional.
Kisah & Sejarah Israel & PalestinaKegagalan negara-negara Arab pada perang tahun 1967 kemudian menyebabkan tumbuhnya gerakan kemerdekaan Palestina oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa kelompok militer Palestina melancarkan berbagai gelombang serangan terhadap warga-warga Israel di seluruh dunia, termasuk pula pembunuhan atlet-atlet Israel pada Olimpiade München 1972. Israel membalas aksi tersebut dengan melancarkan Operasi Wrath of God (Kemarahan Tuhan). Pada operasi ini, orang-orang yang bertanggung jawab terhadap peristiwa München ini dilacak dan dibunuh.
Pada hari Yom Kippur 6 Oktober 1973 yang merupakan hari suci Yahudi, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Perang tersebut berakhir pada tanggal 26 Oktober dengan Israel berhasil memukul balik pasukan Mesir dan Suriah. Walaupun demikian perang ini dianggap sebagai kekalahan Israel.
Pemilihan Knesset 1977 menandai terjadinya titik balik dalam sejarah perpolitikan Israel. Pada pemilihan ini, Menachem Begin yang berasal dari partai Likud mengambil alih kontrol pemerintahan dari Partai Buruh Israel. Pada tahun itu pula, Presiden Mesir Anwar El Sadat melakukan kunjungan ke Israel dan mengucapkan pidato di depan Knesset. Aksi ini dilihat sebagai pengakuan kedaulatan Israel yang pertama oleh negara Arab.
Dua tahun kemudian, Sadat dan Menachem Begin menandatangani Persetujuan Camp David dan Perjanjian Damai Israel-Mesir. Israel menarik mundur pasukannya dari semenanjung Sinai dan setuju untuk bernegosiasi membahas otonomi warga Palestina yang berada di luar Garis Hijau. Namun, rencana tersebut tidak pernah diimplementasi.
Pemerintahan Begin mendukung warga Israel untuk bermukim di Tepi Barat, mengakibatkan konflik dengan warga Palestina di daerah tersebut.
Pada tanggal 7 Juni 1981, Israel membom bardir reaktor nuklir Osirak milik Irak pada Operasi Opera. Badan intelijen Israel, Mossad, mencurigai reaktor nuklir tersebut akan digunakan Irak untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pada tahun 1982, Israel melakukan intervensi pada Perang Saudara Lebanon untuk menghancurkan basis-basis serangan Organisasi Pembebasan Palestina di Israel Utara. Intervensi ini kemudian berkembang menjadi Perang Lebanon Pertama. Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada tahun 1986. Intifada Pertama yang merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pemerintahan Israel terjadi pada tahun 1987, menyebabkan terjadinya kekerasan di daerah pendudukan Israel.
Selama Perang Teluk 1991, PLO dan kebanyakan warga Palestina mendukung Saddam Hussein dan Irak dalam melancarkan serangan misil terhadap Israel.
Pada tahun 1992, Yitzhak Rabin menjadi Perdana Menteri Israel setelah memangkan pemilihan umum legislatif Israel 1992. Yitzhak Rabin dan partainya mendukung adanya kompromi dengan tetangga-tetangga Israel.
Tahun 1993, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas, sebagai wakil Israel dan PLO, menandatangani Persetujuan Oslo. Persetujuan ini memberikan Otoritas Nasional Palestina hak untuk memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, juga dinyatakan pula pengakuan hak Israel untuk berdiri dan menyerukan berakhirnya terorisme.
Pada tahun 1994, Perjanjian Damai Israel-Yordania ditandatangani, membuat Yordania menjadi negara Arab kedua yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dukungan publik Arab terhadap persetujuan ini menurun setelah terjadinya peristiwa pembantaian umat muslim yang sedang bersembahyang di Masjid Ibrahimi oleh sekelompok ekstremis gerakan Kach. Selain itu, pemukiman warga Israel di daerah pendudukan yang masih berlanjut, serta menurunnya kondisi ekonomi Palestina juga menurunkan dukungan publik Arab.
Dukungan publik Israel terhadap persetujuan ini juga berkurang setelah terjadinya rentetan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh hamas. Pembunuhan Yitzhak Rabin yang dilakukan oleh esktremis Yahudi ketika ia sedang meninggalkan sebuah pawai yang mendukung perdamaian dengan Palestina mengejutkan seluruh negeri.
Pada akhir 1990-an, Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Hebron dan menandatangai Memorandum Sungai Wye. Memorandum tersebut memberikan Otoritas Nasional Palestina kontrol yang lebih luas.
Peta perubahan wilayah Israel dan Palestina :
Kisah & Sejarah Israel & Palestina
sumber :
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Israel
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina
sejarah palestina , sejarah israel dan palestina , sejarah palestina dan israel , israel dan palestina , sejarah israel palestina , palestina dan israel , kisah palestina , cerita palestina , Kisah sejarah , sejarah tanah palestina , kisah israel , Sejarah palestin , sejarah yahudi di palestina , peta israel dan palestina , sejarah palestina israel , kisah palestina dan israel , kisah israel dan palestina , sejarah yordania , sejarah israel vs palestina , israel palestina , sejarah yahudi dan palestina , tanah israel , peta palestina dan israel , sejarah bangsa israel dan palestina , Kisah israel palestina , cerita tentang israel dan palestina , israel dan palestin , sejarah masuknya yahudi ke palestina , sejarah israel-palestina , cerita israel
Posted: February 4, 2012 at 12:00 am
Date : Thursday, March 28, 2013 - Kamis, 28 Maret 2013

Jamaah Berhasil Gagalkan Upaya Anggota Knesset Serbu al Aqsha

[ 28/03/2013 - 02:23 ]


Alquds – PIP: Keberadaan banyak siswa program “serambi ilmu”, warga al Quds dan para jamaah yang bersiaga di masjid al Aqsha, berhasil mencegah anggota Knesset Zionis berfaham radikal, Moshe Feiglin, daari menyerbu masjid al Aqsha. Militer Zionis mencegahnya masuk ke area masjid mengatisipasi terjadinya konfrontasi sengit dengan kaum muslimin yang bersiaga di dalam masjid.
Sumber-sumber di al Quds, Rabu (27/3), menyebutkan upaya penyerbuan anggota Knesset berhaluan kanan radikal, Moshe Feiglin, ke masjid al Aqsha, ditangguhkan sampai pada waktu yang tidak diketahui. Sementara itu pasukan Zionis masih berada di area dan penjuru masjid al Aqsha.
Yayasan al Aqsha menyebutkan bahwa Ketua Dewan Wakaf Syaikh Abdul Adzim dan Mufti al Quds Syaikh Muhammad Husain berada di antara para jamaah dan siswa “serambi ilmu”. Mereka mengungkapkan penolakan penut dan tegas terhadap pernyebuan yang dilakukan para pemukim pendatang Zionis yang dijaga oleh pasukan penjajah Zionis. Mereka menegaskan bahwa masjid al aqsha adalah hak khusus kaum muslimin sendiri.
Kepolisian Zionis mencegah dengan kekuatan masuknya warga yang hendak bersiaga di dalam masjid dari pintu Majlis. Sementara itu sekitar 80 ekstrimis Zionis berhasil masuk ke area masjid. (asw)

sumber :  http://www.infopalestina.com/ms/default.aspx?xyz=U6Qq7k%2bcOd87MDI46m9rUxJEpMO%2bi1s7PcGa5r0%2fULIDgtJqEiYmPSkX9CEWdjctuhDWfHr2B8AYv2%2f45hykP9XKCRz971QdyRV%2bsaNNiYgf2A%2bkgppaslSCfBCkFkv1OX4PLMNDboQ%3d

Kamis, 21 Maret 2013

GAZA to nigth ...

Oleh: Ust. Ahmad Arqom
“Mereka menjadi kuat dan mulya karena menjalani hidup sepenuhnya diatas agama NYA”
… Saya lalu teringat pada sebuah moment 10 tahun lalu ketika tokoh dan pemimpin perjuangan mereka ditanya dalam sebuah forum,” Apa rahasianya sehingga pejuang pejuang Palestina memiliki semangat, kesabaran dan keberanian perjuangan yang sangat menakjubkan?”
“Kuncinya adalah ini, kami mendidik generasi kami dengan ini,” jawab sang tokoh tersebut sambil mengacungkan mushaf Al Quran.
Nah sahabat sahabatku, kali ini saya ingin mengajakmu menelusuri fakta kehidupan manusia-manusia Gaza lebih jauh, bagaimana wujud denyut realitas Qur’ani di tengah-tengah mereka:
1. Saat sejumlah anggota DPR RI kita dari komisi 1 berkunjung ke kota Gaza pada pertengahan 2010, anggota dewan kita mendapati fakta yang unik. Apa itu? Ketika tiba waktu sholat dhuhur, para anggota dewan kita menanyakan dimana tempat untuk mengambil air wudhu. Yang aneh, setelah mereka menuju ketempat berwudhu itu, tidak satupun pejabat pejabat Gaza yang kelihatan ikut berwudhu.
Ketika ditanya mengapa mereka tidak ikut berwudhu, inilah jawaban mereka, “Kami semua disini terbiasa dalam keadaan berwudhu, sebab kota Gaza ini adalah kota yang sewaktu waktu bisa di serang dan dihancurkan oleh Israel. Nah dengan keadaan selalu berwudhu, berarti kami sudah dalam keadaan suci ketika terbunuh dan mati syahid menghadap Allah ”
2. Masih juga bersumber dari berita yang dibawa pulang oleh anggota dewan kita seperti yang saya ceritakan diatas, ada potret lain yang tidak kalah mengagumkannya.
Disebuah tenda pengobatan umum yang didirikan oleh dokter dokter relawan yang datang dari seluruh dunia untuk membantu menangani korban pasca serangan Israel ke Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009, ada seorang anak laki laki usia SD yang keluar masuk berjualan minuman.
Dokter dokter yang tengah bekerja di tempat itu merasa iba, lalu mereka mengumpulkan uang diantara mereka untuk diberikan kepada anak SD itu. Setelah terkumpul banyak dan ketika hendak diberikan kepada anak laki laki pedagang asongan itu, tiba tiba terucaplah kalimat mulya ini, “Dokter, rezeki yang saya terima dari Allah dari berjualan minuman ini sudah cukup. Jadi sebaiknya uang ini berikan saja kepada pemuda pemuda pejuang kami yang berjihad berperang melawan Yahudi Israel ”
3. Para pejuang Gaza yang pemberani selalu saja menjadi idola anak anak kecil disana. Tetapi mereka tidak mudah menemukan pemuda pemuda pejuang itu dalam kehidupan normal, karena mereka menyembunyikan identitas diri mereka sebagai pejuang demi keamanan gerak mereka.
Tetapi ada fakta unik tentang cara menemukan mereka. Ketika para ibu ditanya oleh anak anak mereka dimana mereka bisa berjumpa dan menemukan para pejuang Gaza yang tergabung dalam HAMAS itu, ibu ibu itu akan berkata, “Temukan mereka dibelakang imam sholat lima waktu dimasjid masjid tempat kalian sholat. Sebab para pejuang itu selalu berusaha menempati posisi tepat dibelakang imam sholat sata mereka melaksankan sholat lima waktu.”
Ya, spirit Qur’ani begitu kuat dalam denyut kehidupan ibadah mereka, sehingga mereka selalu berusaha TEPAT WAKTU dan BERADA DI SHAF TERDEPAN DI BELAKANG IMAM saat sholat lima waktu.
4. Pada serangan Israel ke Gaza Desember 2008 – Januari 2009 terungkap fakta penting ini. Walaupun Israel datang dengan kekuatan tentara yang sangat besar yaitu 147.000 pasukan dan Gaza hanya dipertahankan oleh hanya 20.000 pejuang, Gaza tidak bisa dikuasai bahkan Israel minta gencatan sejata terlebih dahulu.
Nah selama perang berlangsung itu, pejuang pejuang Gaza selama berada di parit parit pertempuran dan menunggu terjadinya moment moment tembak menembak berikut nya yang tidak pasti kapan akan berlangsung lagi, mereka mengisi waktu waktu luang dengan banyak membaca Al Quran yang mereka hafal, sehingga jiwa mereka lebih TENANG, KUAT, BERANI dan BERPASRAH TOTAL kepada ALLAH
5. Pada Maret 2009 saya menerima kiriman foto yang masuk ke kota email saya dari seorang kawan. Yang menakjubkan semua foto itu ternyata menampilkan gambar para penduduk Gaza, mulai dari yang anak anak hingga yang lanjut usia yang kelihatan tetap sholat berjamaah diatas reruntuhan masjid yang sudah diluluhlantakkan oleh serangan brutal Israel.
Itulah denyut kehidupan Qur’ani sehari hari yang telah membentuk manusia manusia Gaza menjadi pejuang pejuang yang TANGGUH dan MULYA hingga serangan Israel yang brutal itu terjadi lagi dalam hari hari ini .

                                                                                                                                   YOGA HAMDANI